Ads 468x60px

Labels

Selasa, 28 Februari 2012

Allah Pasti Memperkenan Doa Kita


Setiap doa yang kita pohonkan kepada Allah tidak ada yang ditolak atau diketepikan, melagi tidak ada tujuan-tujuan yang membawa kepada dosa. Sabda nabi saw:

عنْ أبي سَعيْدٍ الخدري رضى الله عنه: قال: ما من مُسْلِمْ يَدْعُوْ بِدَعْوَةٍ ليْسَ فِيْها إٍثْمٌ, ولا قَطِيْعَةِ رَحِمٍ, إلاَّ أعْطاهُ اللهُ بها إحْدَى ثَلاَثٍ: إما أن يُعَجِّلَ له دَعْوَتَهُ, وَإما أن يَدَّخِرَهَا له فى الأخرةِ, وإما أن يَصْرِفَ عَنْهُ من السُّوءِ مِثْلَهَا, إذَنْ نُكْثْرَ ؟ قال: اللهُ أكْثَرْ

Ertinya: Dari Abi Said al-Khudri ra, nabi saw bersabda: Tidak ada seorang muslim yang berdoa yang mana tidak ada pada doanya itu perkara-perkara dosa, memutuskan hubungan silaturrahim, melainkan pasti Allah akan memperkenankan salah satu daripada 3 perkara: Ada waktunya Allah segera memperkenankan doanya, ada waktunya doa itu Allah  menjadikan sebagai  simpanan pahalanya di akhirat, ada waktunya Allah  memalingkan daripada orang tersebut berbentuk kejahatan (bala dan musibah) sesuai dengan doanya. Maka para sahabat bertanya: Kalau demikian, baik kita memperbanyakkan doa. Jawab nabi saw: Allah akan memperbanyakkan pemberianNya.


                                                            (Hadis riwayat al-Hakim)

Namun demikian, sesuatu doa yang dipohon tidak wajar diminta dengan terburu-buru agar Allah memperkenankan dalam waktu yang singkat. Semuanya terserah kepada Allah, kerana Dia lebih mengetahui dan memahami keadaan manusia. Inilah yang diajar oleh nabi saw di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

يُسْتَجَابُ لأحَدِكُمْ مالم يُعَجِّلْ: يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ


Ertinya: Doa seseorang kamu itu akan diperkenankan oleh Allah SWT asalkan tidak terburu-buru, lalu mengatakan: Aku telah berdoa tetapi doaku belum diperkenankan.


Nabi Musa dan nabi Harun pernah berdoa kepada Allah agar dicabut segala nikmat yang diberikan Allah kepada Firaun kerana telah menyesatkan manusia dengan nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya. Namun doa dan permintaan tersebut telah dimakbulkan setelah 40 tahun kemudiannya. Firman Allah SWT:


Ertinya: dan Nabi Musa pula (merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Firaun dan ketua-ketua kaumnya barang-barang perhiasan dan harta benda yang mewah dalam kehidupan dunia ini. Wahai Tuhan kami! (kemewahan yang Engkau berikan kepada mereka) akibatnya menyesatkan mereka dari jalanMu (dengan sebab kekufuran mereka). Wahai Tuhan kami! Binasakanlah harta benda mereka dan meteraikanlah hati mereka (sehingga menjadi keras membatu), maka dengan itu mereka tidak akan dapat beriman sehingga mereka melihat azab yang tidak terperi sakitnya. Sesungguhnya telah dikabulkan doa kamu berdua; oleh itu hendaklah kamu tetap (menjalankan perintahKu seterusnya), dan janganlah kamu menurut jalan orang-orang yang tidak mengetahui (peraturan janjiKu)".

(Surah Yunus:88-89)

Menurut Abu Hasan al-Syazili maksud (fastaqima) ialah tidak bergopoh dan maksud (wala Tattabi’a) ialah mereka yang gopoh gapah.



Allah SWT memperkenankan doa seseorang mengikut apa yang dipilih oleh Allah SWT, dan bukan mengikut pilihan manusia. Begitu juga dengan waktu diperkenankan doa, Allah menentukan waktu yang sesuai di sisiNya untuk diperkenankan. Mustajabnya doa itu apabila Allah memperkenankan mengikut pilihanNya, dengan redhaNya, dan waktu ia kehendaki, bukan dengan pilihan kita, kehendak dan waktu pilihan kita. Janganlah kita mendahului segala sesuatu daripada ilmu Allah yang Maha Mengetahui. Ini kerana segala amal perbuatan kita yang dinilai di sisi Allah ialah pengakhiran hidup kita atau husnul Khatimah. Mohonlah kepada Allah SWT agar tidak menjadikan kita tergolong dalam golongan su’ul Khatimah yang mengakibatkan tidak baik di penghujung kehidupan. 

0 ulasan:

Catat Ulasan